Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

tentang pulang dan tualang

PULANG 1 berulang kali aku jatuh hati: pada langit pagi hari bulan Juni pada bertumpuk guguran daun mahoni pada bekas jejak sepatu di lantai teras yang berdebu pada kartu nama yang tertinggal di sofa ruang tamu tapi selalu hanya kepadamu aku ingin datang dan memberi peluk-ciuman panjang 2 Tubuhku penuh lebam dihantam bertahun perjalanan dan bermil kepedihan. Kenangan dan keinginan. Dunia. Aku pulang. Sebab punggung tangan ibu selalu lebih harum dari bahkan campuran parfum dan keringat di tengkukmu Tapi rumah begitu jauh. Berkali-kali aku dikhianati diri sendiri; tersesat, berhenti di sembarang tempat kemudian mengumpat. Aku pergi ke Tursina, Golgotha, lalu ke Hira; menyaksikan ratusan pertengkaran dan adegan percintaan. Tapi rumah begitu jauh jaraknya. 3 Hidup adalah sengkarut kusut benang layang-layang, jaring laba-laba atau puisi Malna; biasa saja Pandora, cinta, atau tajam matamukah yang menghantui setengah tertidurku di pagi buta? Raung s

Postingan Terbaru

Pedagogi, Kesadaran, dan Berpikir Kritis

ULTIMUM FABULA

Melampaui Budi

Cinta dan Pemberontakan

Pendidikan Kewargaengaraan dan Kesusastraan

Reformasi dan Politik Puisi *

SEDIKIT TENTANG RUMI DAN MASNAWI *

Maha Karya Chopin dan Kemurungan Manusia: Semacam Catatan Penonton Film The Pianist *

Epilog (sebuah puisi dwibahasa)