tentang pulang dan tualang

PULANG

1
berulang kali aku jatuh hati:
pada langit pagi hari bulan Juni
pada bertumpuk guguran daun mahoni

pada bekas jejak sepatu di lantai teras yang berdebu
pada kartu nama yang tertinggal di sofa ruang tamu

tapi selalu hanya kepadamu aku ingin datang
dan memberi peluk-ciuman panjang

2
Tubuhku penuh lebam
dihantam bertahun perjalanan
dan bermil kepedihan. Kenangan
dan keinginan. Dunia. Aku pulang.
Sebab punggung tangan ibu selalu
lebih harum dari bahkan campuran
parfum dan keringat di tengkukmu

Tapi rumah begitu jauh.

Berkali-kali aku dikhianati diri sendiri;
tersesat, berhenti di sembarang tempat
kemudian mengumpat.

Aku pergi ke Tursina, Golgotha, lalu ke Hira;
menyaksikan ratusan pertengkaran
dan adegan percintaan.

Tapi rumah begitu jauh jaraknya.

3
Hidup adalah sengkarut kusut
benang layang-layang, jaring laba-laba
atau puisi Malna; biasa saja

Pandora, cinta, atau tajam matamukah
yang menghantui setengah tertidurku
di pagi buta?

Raung sirine ambulan pukul dua dini hari.
Orang-orang pergi dan tak tahu jalan kembali.

Sebelum subuh, aku ingin belajar sejarah
dan merasa bodoh.

Tapi tidak.

Barangkali, lewat pagi nanti,
aku hanya mesti menyeduh kopi
dan menumpahkannya lagi.

4
Berpisah dari satu tak lagi berarti bertemu seribu
Jauh kenangan. Gegas kepergian.
Pulang.

"Adakah kehidupan sebelum kematian?" *


2014 - 2016

* dikutip dari salah satu puisi Seamus Heaney



ESSIL

Atau hijrah atau terusir dari rumah
Kemudian hidup pindah dari satu ke lain fitnah
; sesat di tubuh entah.

Seorang perempuan ingin segera pulang
dan membantu ibu melakukan hal-hal ringan
: mengangkat jemuran atau merapikan meja makan.

Jantungku lemah. Mencintaimu tidaklah mudah
Peristiwa juga mereka yang tinggal di kepala
selalu berhasil membuat getir dan aku gagal menjadi tegar.

Seorang lelaki menginginkanmu
dengan segala atau tanpa isyarat dan syarat apapun.
Lelaki lain mungkin menidurimu
dengan cara yang sulit, sakit, dan sedikit rumit.

Sedang aku Bandung penghujung tahun
yang ditinggalkan pengunjung
: merangkum murung percakapan, perjalanan,
gelak tawa, getar cinta, decak kagum,
sepasang kekasih yang canggung mencuri cium
; duka yang agung.


2016-2017

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer